Keluarga terkaya tak ada taranya di dunia saat ini dipimpin keluarga Yahudi Ashkenazi yaitu Rothschild. Dalam perjalanan waktu, keluarga Rothschild (tameng merah) memperoleh posisi ini melalui kebohongan, manipulasi dan pembunuhan. Keturunan mereka sudah meluas ke keluarga kerajaan Eropa, menggunakan nama-nama keluarga: Astor, Bundy, Collins, duPont, Freeman, Kennedy, Morgan, Oppenheimer, Rockefeller, Sassoon, Schiff, Taft, dan Van Duyn. Mereka membuat organisasi kejahatan dengan selimut mistis, cerita horor dan mafia yang memusingkan agar tak seorang pun ingin mengetahui rahasia apa-apa yang mereka lakukan. Mereka ingin ditakuti, disegani dan dihormati walau harus berilah kepada setan sekalipun. Kelompok ini membuat usaha mereka menjadi raksasa bisnis yang memonopoli perdagangan, industri dan ilmu pengetahuan “modern”. Hanya anda yang terpilih oleh kelompok kejahatan ini yang akan menikmati “keistimewaan” dunia, sedangkan sisanya sodara anda akan dibiarkan mati sebagai korban kekalahan “kompetisi rejeki”. Kini anda akan berbangga sudah menjadi direksi atau manajer atau karyawan perusahaan internasional yang memakan rejeki saudara anda sendiri?
Yahudi Ashkenazi menyombongkan diri menyebut dirinya Yahudi, sebenarnya mereka suku Khazar. Kelompok ini dengan sengaja berbohong kepada dunia dengan klaim mereka bahwa tanah Jerusalem adalah hak tanah kelahiran mereka, padahal sebenarnya tanah air mereka berada +1287 km jauhnya dari Jerusalem, di Georgia (Asia Tengah). Mereka yakin tak akan diterima Allah, Tuhan yang mereka ketahui, oleh karenanya (untuk menghindari siksa neraka) mereka ingin hidup abadi di dunia walau harus bersekutu kepada setan. Agar mereka bisa hidup abadi di dunia maka mereka harus menjadi kaya raya dan memperbudak manusia lainnya. Rentang sejarah membuktikan kegagalan mereka mencapai hidup keturunan yang abadi, lalu mereka berlindung di balik nama Yahudi dengan memalsukan nama keturunan mereka agar diterima oleh sebagian pemeluk agama tertentu sebagai sodara yang ditulis dalam kitab suci mereka. Kini mereka mendapat perlindungan dari “sodara”nya dan mereka gunakan benda “uang” sebagai ilah yang memberi kelayakan hidup makmur di dunia dimana ilah ini (mereka yakini) membuatnya kekal di dunia. Merekalah para pemuja setan yang menyebut paham mereka “Zionis”. Kini merekalah yang menjadi penguasa yang mengendalikan ekonomi, politik dan keamanan “Indonesia” dan dunia pada umumnya.
Emas sedunia mereka rampok dan monopoli, naskah ilmu pengetahuan mereka sembunyikan dan monopoli, sejarah peradaban mereka palsukan, tak lain bertujuan agar manusia setelah perampokan besar (gold, gospel, glory) dibanjiri dengan cerita fitnah dan bukti (logika?) bahwa kelompok Barat (zionis) lebih pintar, lebih maju teknologinya dan mereka kaya karenanya. Banyak diantara kita mempercayai bualan mereka padahal mereka kaya karena hasil rampokan dan berlaku korup terhadap produktivitas kita dengan imbalan yang tak akan setara. Contohnya kita terima imbalan kerja seharian penuh Rp. 1,- maka mereka akan menaikan harga barang yang kita bisa beli sebelumnya dengan Rp. 1,- menjadi Rp. 2,- begitu seterusnya hingga kita lelah (tapi tetap kere) mengejar mimpi yang mereka perlihatkan melalui “orang-orang sukses” yang mereka pilih, agar kita mengejar “sukses” dan lupa ibadah kepada Allah, lupa tolong menolong, lupa silaturahmi, takut mati dan hanya mensyukuri “rejeki” yang dimanipulasi pemuja setan.Kini kita hidup menyokong kehidupan syirik yang mereka ciptakan dengan menggunakan uang sebagai alat kehidupan untuk membeli semua kebutuhan hidup kita, menggantikan sandaran hidup kepada rejeki yang Alloh berikan dengan (logika?) memisahkan era hidup di dunia menggunakan uang dan berhamba pada pencipta uang (setan dan zionis) dan era hidup di baka dengan pahala menghamba pada Tuhan, akankah Tuhan berkenan menerimanya setelah kalian duakan? Berlombalah dalam peradaban manusia mengejar uang, maka sesungguhnya setan hanya menikmati kesesatanmu belaka!!
dan ingatlah Allah SWT bersabda:
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah.”. [Luqmân:33]
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah.”. [Luqmân:33]
“Dan mereka sekalian tetap akan berhimpun menghadap Allah (untuk dihisab pada hari kiamat) kemudian orang-orang yang lemah (yang menjadi pengikut) kepada orang-orang yang sombong takhabur itu akan berkata kepada mereka (yang menjadi pemimpinnya): “Sesungguhnya kami telah menjadi pengikut kamu maka adakah kamu dapat menolak daripada kami sedikit dari azab Allah?” Mereka menjawab: “Kalaulah Allah menunjukkan jalan selamat kepada kami, tentulah kami tunjukkan jalan itu kepada kamu. (Sekarang) sama saja kepada kita, sama saja kita gelisah dan mengeluh atau kita bersabar, tiadalah cara bagi kita untuk melepaskan diri (dari azab itu)”.[Ibrahim: 21]
“Dan berkatalah pula setan setelah selesai perkara itu: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kamu dengan janji yang benar, dan aku telah menjanjikan kamu lalu aku memungkiri janjiku itu kepada kamu dan tiadalah bagiku sebarang alasan dan kuasa mempengaruhi kamu selain daripada aku telah mengajak kamu lalu kamu terburu-buru menurut ajakanku itu maka janganlah kamu salahkan daku tetapi salahkan diri kamu sendiri. Aku tidak dapat menyelamatkan kamu dan kamu juga tidak dapat menyelamatkan aku. Sesungguhnya dari dahulu lagi aku telah kufur ingkar (perintah Tuhan) yang kamu sekutukan aku denganNya”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim (yang meletakkan sesuatu pada bukan tempatnya) memperoleh azab yang terperih sakitnya.” [Ibrahim: 22]